Mencegah Gangguan Psikosomatik Keluarga di tengah Karantina
Karantina menjadi perkara yang tidak mudah dilakukan oleh sebagian masyarakat meskipun semudah mengurung diri di dalam rumah. Keseharian yang awalnya penuh aktivitas serta interaksi kini menjadi sesuatu yang dirindukan. Hal tersebut dapat memicu stresor terhadap kesehatan jiwa seseorang yang sedang melakukan karantina. Beberapa faktor yang memicu timbulnya stresor adalah durasi karantina yang tidak diketahui batas waktunya, perasaan takut terinfeksi, frustasi serta rasa bosan, ketersediaan barang yang mulai menipis, dan kurang memadainya informasi seputar kesehatan.
Ketakutan akan terinfeksi atau menginfeksi orang sekitar dapat berkembang menjadi hal yang justru menimbulkan gejala dalam diri anda. Terutama dengan meledaknya informasi serta pemberitaan mengenai COVID-19 yang terus menerus. Apakah anda pernah mengalami saat di mana anda membaca berita atau fakta seputar virus corona, kemudian anda langsung merasakan adanya rasa gatal di tenggorokan, nyeri, serta perasaan panas pada tubuh anda?
Jika iya,kemungkinan anda sedang merasakan gangguan psikosomatik. Stres yang timbul pada diri anda dapat memberikan dampak langsung terhadap fisik serta rutinitas harian anda. Jika rangsangan tertentu datang terus-menerus, konflik emosi atau stress dapat terjadi. Konflik emosi dapat menyebabkan kerusakan sel hingga jaringan tertentu. Amygdala yang menjadi bagian dari sistem saraf pusat menjadi bekerja berlebihan, sehingga mengaktifkan sistem saraf otonom untuk selalu dalam kondisi siaga terus menerus. Ketidakseimbangan ini menimbulkan gejala psikosomatik sebagai respon tubuh untuk siap menghadapi ancaman.
Dampak langsung lainnya yang dapat dirasakan termasuk kecemasan berlebih terhadap kesehatan diri sendiri dan orang yang dicintai, perubahan pola makan dan tidur, kesulitan untuk tidur dan konsentrasi, perburukan masalah kesehatan kronik, serta meningkatnya penggunaan obat spesifik. Bila anda mengalami kecemasan terhadap kondisi karantina saat ini, ada banyak hal yang dapat anda lakukan untuk mencegah atau menekan keparahan gejala psikosomatik. Berikut kegiatan yang dapat anda coba di rumah:
- Istirahat MedSos. Terlalu sering membaca serta mendengar berita, termasuk di media sosial yang terkadang belum jelas kebenarannya dapat menimbulkan rasa kesal yang berlanjut dalam batin anda. Kurangi aktivitas demikian dengan cara mengatur waktu untuk mengakses internet agar paparan dari sumber tidak terpercaya dapat dibatasi.
- Menjaga komunikasi efektif sebagai intervensi. Kegiatan bertukar pikiran mengenai apa yang sedang terjadi, sifat penyakit COVID-19, alasan kita harus dikarantina dapat menjadi solusi yang baik untuk membuka wawasan serta meningkatkan kesadaran individu untuk menjaga imunitas. Komunikasi yang dimaksud adalah bertukar informasi yang tepat, jelas dan mudah dimengerti. Untuk artikel terpercaya seputar COVID-19 dapat diakses melalui website www.cdc.gov.
- Tingkatkan komunikasi dengan orang yang dicinta. Sebagai contoh, ketika anda mengetahui orang yang dicintai dalam keadaan aman, sehat, atau terjaga dengan baik maka secara tidak langsung hal ini dapat menekan stresor dalam diri anda.
- Rencanakan aktivitas rutin ketika karantina untuk mencegah rasa bosan. Terlalu fokus terhadap gejala yang anda rasakan dan perasaan terisolasi dari teman serta keluarga dapat memicu kecemasan. Mulailah dengan mencoba aktivitas yang ingin anda lakukan di rumah sebelumnya dan belum pernah terlaksana.
- Rawat fisik anda. Lakukan olahraga fisik kecil secara rutin, tidur minimal 6 jam sehari, serta menjaga pola makan sehat. Tarik nafas panjang bila terperangkap dalam keadaan cemas, lakukan peregangan, serta tingkatkan ibadah.
Banyak dari anda yang sudah memiliki keluarga juga merasakan kesulitan untuk mendukung anak di rumah dalam masa karantina ini. Ketika orang tua menghadapi kasus pandemi ini dengan tenang dan percaya diri, anak-anak akan dapat menyerap energi positif di dalam lingkungan keluarga. Hal tersebut tentu membuat anak menjadi lebih siap mengalami proses karantina. Banyak hal yang dapat anda lakukan sebagai orang tua, berikut beberapa hal yang dapat diterapkan:
- Komunikasi yang baik. Kembali lagi komunikasi efektif menjadi aktivitas yang dapat mendukung kesehatan mental satu sama lain. Luangkan waktu anda untuk menjelaskan hal seputar fakta wabah COVID-19 dan jangan lupa untuk rajin menjawab pertanyaan anak.
- Meyakinkan anak anda kalau mereka aman. Kegiatan bertukar pikiran tentang bagaimana sejauh ini anda mengelola stres dapat membantu mereka untuk melewati hal serupa.
- Batasi paparan anak anda dengan media sosial. Terlebih lagi anak dan remaja lebih rentan untuk salah mengartikan informasi yang beredar dari luar.
- Rencanakan kegiatan rutin. Ketika mereka di sekolah banyak hal yang dapat dilakukan sesuai jadwal, maka anda dapat melakukan hal yang sama berupa menjadwalkan aktivitas belajar dan relaksasi hingga aktivitas bermain bersama.
- Be a Role Model. Persiapkan diri anda untuk menjadi versi terbaik untuk lingkungan keluarga. Istirahat cukup, berolahraga, makan teratur, serta tidak lupa untuk menjaga silaturahmi dengan kerabat.
Disusun oleh : dr. Arindya Bella
dr. Airindya Bella lahir di Bogor dan menempuh pendidikan kedokteran di Jakarta sejak tahun 2013 hingga 2019. Saat ini aktif melakukan kegiatan sukarelawan dalam organisasi yang bekerjasama dengan International Labor Organization Indonesia. Berperan aktif sebagai Recruiter sukarelawan medis untuk konseling serta pencegahan masalah kesehatan reproduksi dalam ranah ketenagakerjaan.
SOURCE:
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/daily-life-coping/managing-stress-anxiety.html?CDC_AA_refVal=https%3A%2F%2Fwww.cdc.gov%2Fcoronavirus%2F2019-ncov%2Fprepare%2Fmanaging-stress-anxiety.html https://www.cstsonline.org/assets/media/documents/CSTS_FS_Caring_for_Patients_Mental_WellBeing_during_Coronavirus.pdf.pdf https://www.cstsonline.org/assets/media/documents/CSTS_FS_Psychological_Effects_Quarantine_During_Coronavirus_Outbreak_Providers.pdf https://www.ijcmsr.com/uploads/1/0/2/7/102704056/ijcmsr_32__3_1__v1_2.pdf
Selamat berjuang dr.Indi yg cantik semoga Alloh senantiasa melindungi