Browse By

Rumah Sehat untuk Penghuni Sehat

KHARISMA-6

 

Semenjak pandemi, keadaan mengharuskan kita lebih banyak di rumah, mulai dari WFH (work from home), SFH (school from home) dan segala kegiatan pun harus ‘dirumahkan’. Rumah seharusnya bisa menyediakan lingkungan yang aman dan sehat untuk penghuninya, karena setiap individu paling tidak menghabiskan sepertiga waktunya di dalam rumah. Keadaan rumah akan mempengaruhi kesejahteraan penghuni dari segi kesehatan fisik, mental dan social. Kondisi rumah yang buruk akan mengakibatkan berbagai penyakit seperti masuk angin, gangguan pernafasan, hipertensi, migrain. Selain itu juga mempengaruhi mental seperti neurosis, depresi, dan penyakit anti social.

Pencahayaan, penghawaan dan kualitas udara, luas ruangan, kebisingan, temperatur ruangan dan pastinya kebersihan menjadi aspek penentu sebuah rumah disebut sehat atau tidak.

Pencahayaan dibutuhkan pada suatu rumah namun cahaya berlebih dapat membuat mata cepat lelah. Ruangan harus mendapatkan cahaya yang cukup, yang artinya tidak kurang dan tidak berlebihan. Dikarenakan cahaya dapat mempengaruhi performa mata, maka ketika seseorang harus bekerja didepan layar komputer, maka ruangan tersebut membutuhkan minimal 300 Lux. 1 Lux = 1 Lumen/M².
Orientasi bangunan juga sangat penting pada pencahayaan. Rumah yang menghadap ke selatan adalah yang terbaik karena akan mendapatkan cahaya yang memadai. Dengan cukupnya cahaya yang masuk ke dalam rumah dapat mengurangi penggunaan lampu dan pemanas ruangan.

Penghawaan dan sirkulasi udara juga memiliki peran penting pada rumah yang sehat. Oleh karena itu sirkulasi udara dalam ruang harus terjaga. Indoor-planting sebagai salah satu solusi penghawaan ruangan dapat menjadi sebagai filter udara dan penghasil oksigen. Kondisi penghawaan ruangan yang buruk dapat mempengaruhi kulit, mata dan paru-paru.

Berikut tanaman untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan :

  • English Ivy
  • Spider Plant
  • Peace Lily
  • Snake Plant
  • Chinese Evergreen
  • Devil’s Ivy
  • Aloe Vera
  • Gerbera

Luas area rumah/ruangan juga berpengaruh terhadap kondisi psikis penghuni. Ruangan yang terlalu sempit dapat mengakibatkan depresi dan clostrophobia. Jika hanya memiliki satu ruangan, maka sebaiknya ruangan tersebut memiliki luas sebesar 8,5 – 9 M². Jika memiliki lebih dari satu ruangan, maka setiap ruangan sebaiknya tidak kurang dari 6,5 M².

Aspek penentu sebuah rumah yang sehat lainnya yaitu kebisingan. Kondisi yang terlalu berisik akan memecah konsentrasi, yang mengakibatkan kesulitan belajar. Tetapi kondisi yang terlalu senyap juga mengakibatkan depresi. Level kebisingan yang disarankan pada siang hari hanya sebesar 45 dB dan 30 dB pada malah hari.

Aspek selanjutnya yaitu temperatur ruangan dan kebersihan. Temperatur udara sangat berpengaruh terhadap produktivitas seseorang. Suhu udara terlalu dingin akan mengakibatkan otot menjadi tegang. Kebersihan pastinya sangat diperlukan untuk rumah yang sehat. Rumah yang bersih juga memperbaiki mood penghuni dan membuat lebih produktif.

ROOM COLOR AND MOOD
Warna adalah gambaran personal penggunanya. Warna bersifat cenderung subyektif. Setiap warna memiliki nilai psikologis, tergantung pada gender, usia, etchnic, dan iklim. Warna juga dipercaya mempengaruhi mood pengguna/penghuni. Penggunaan warna pada ruangan memiliki arti dan manfaatnya tersendiri.

  • Merah
    Meningkatkan energy, baik untuk meningkatkan semangat. Baik untuk ruang makan atau ruang keluarga.
  • Kuning
    Merefleksikan semangat dan kebahagiaan. Baik untuk ruang makan, dapur atau ruang kamar mandi. Dalam jumlah besar mengakibatkan frustasi dan kemarahan.
  • Biru
    Menurunkan tekanan darah, menstabilkan pernafasan dan detak jantung. Baik untuk ruang kerja dan ruang keluarga.
  • Hijau
    Hijau adalah warna yang paling menenangkan mata. Cocok untuk semua ruangan.

Penggunaan warna pada ruangan atau sebuah rumah tidak selalu pada pewarnaan dinding. Dengan menambahkan ornament, furniture atau dekorasi ruangan dengan warna tertentu dapat digunakan untuk merubah mood penghuni. Dengan rumah yang sehat dapat menghasilkan penghuni yang juga sehat baik secara

Disusun oleh : Rahmi Fauziah
Menyelesaikan S1 di Universitas Trisakti 2010, kemudian aktif kerja sebagai arsitek sampai 2015 sebagai Projektmanage dan telah menyelesaikan S2 di Beuth Hochschule di Juni 2020.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *