Menstruasi Berat setelah Melahirkan

Pertanyaan :

Saya ingin bertanya mengenai menstruasi dan menyusui. Saya baru melahirkan tanggal 28 April dan belum ada 1 bulan, saya sudah mengalami 2 kali menstruasi, pertama tgl 15 mei selama 3 hari dan hanya 3 hari dan sedikit. Kedua tgl 20 mei heavy menstruation. Apakah itu normal atau tanda ada suatu penyakit? Saat ini saya juga memberikan full asi kepada baby saya. Terima kasih.  (Mr, Australia).

Jawaban:

Ibu Mr yang baik, Terima kasih atas pertanyaan yang ibu sampaikan, dan saya juga ucapkan selamat atas kelahiran bua hati ibu.

Flek dan Menstruasi Pertama setelah Melahirkan

Pertanyaan :

Dear kharisma, saya SR dan baru melahirkan 9 bulan yang lalu. Bulan lalu saya mendapatkan haid pertama saya pasca melahirkan. Haid berlangsung selama 8 hari, namun setelah itu saya mengalami flek. Untuk diketahui juga, saya menggunakan alat kontrasepsi (spiral). Apakah flek yg terkadang saya alami ini normal atau saya harus memeriksakannya lebih lanjut ke dokter kandungan? terima kasih(SR-Brunei)

Jawaban:

Dear Ibu SR, Terima kasih atas pertanyaan yang ibu sampaikan. Pertama saya ucapkan selamat atas kelahiran buah hati ibu.

Sakit Kepala Berat

Pertanyaan :

Saya K, usia 17 tahun ingin berkonsultasi tentang kesehatan saya. Satu tahun yg lalu saya mengalami sakit kepala yang amat sakit hanya dibagian kiri. Seiring berjalannya waktu pada bulan ke 8, sakit kepala itu mulai merambah keseluruh kepala saya hingga bagian belakang. Dan itu seringnya terjadi pada malam hari, namun akhir-akhir ini terjadi hampir setiap waktu. Selain itu, juga sering disertai dengan tubuh lemas, kadang mual, sempoyongan, takut, panik, gelisah, hingga saya sering berontak histeris. Hal itu terus berlalu hingga sekarang sampai pada akhirnya tiba-tiba saya mengalami kerontokan rambut yg tidak biasa. Rontoknya banyak sekali hingga segumpal tangan. Kondisi ini belum pernah saya chek ke dokter. Ini sebenarnya penyakit apa ya dok?
Mohon balasannya. (K-Purwodadi, Indonesia)


Jawaban:

Dear K, Terima kasih ya telah mengirimkan pertanyaan melalui Kharisma.

Seminar Online Mei 2013

Sahabat Kharisma dimanapun berada,

Menjadi orang tua memang tidak mudah. Sederet pertanyaan dan kebingungan datang dan pergi seiring pertumbuhan buah hati kita.

Kenapa anak saya begini, padahal dulu nggak begitu?
Metode yang mana ya yang bagus untuk saya terapkan ?
Katanya cara ini bagus, kok gak berhasil?
Anak dia kok nurut banget, berprestasi, manis… anakku kok nggak ya?

Belum lagi perkembangan teknologi yang menjadi pisau bermata dua, di satu sisi membantu di sisi lain menjadi ancaman. Terlebih lagi bagi mereka yang harus menjalani hidup di luar negeri, jauh dari sanak keluarga sehingga tak ada pilihan selain kemandirian dalam keluarga. Deretan pertanyaan dan kebingungan-kebingungan semacam ini seringkali menurunkan kepercayaan diri kita dalam menjalankan peran orang tua, bahkan mungkin sampai tercetus pemikiran ‘Am I a Stupid Mom ?’

Anak dengan Latar Belakang Broken Home

Pertanyaan :

Nama saya Rth saya tinggal di bandung, pekerjaan saya wirausaha. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas layanan konsultasi online ini. Semoga ini menjadi jalan yang baik dan lebih mudah dalam mencari solusi dalam membimbing anak. Saya punya rekan, beliau sudah bercerai dengan istrinya dan dikaruniai 1 anak laki-laki usia kelss 7/SMP. Dia selalu bilang kalau ngobrol dengan anaknya tolong jangan ungkit mamahnya, karena ia selalu sedih bahkan bisa sampai sakit. Tapi saya pikir kalau dididik seperti itu, berharap lingkungan yg memahami, mental anak malah akan menjadi lemah. Padahal dalam kehidupan individu harus menjadi sosok yang kuat, bukan lingkungan yang memahami individu tapi individu yang memahami lingkungan. Kalau saya bilang seperti itu rekan saya selalu menjawab anaknya masih kecil dan belum paham. Malah kalau kata saya ya harus dididik sejak kecil. Yang mau saya tanyakan,
1) Apakah didikan rekan saya itu baik untuk perkembangan psikologis anaknya?
2) Langkah seperti apa yang harus dilakukan ortu dalam mendidik anak dengan latar belakang brokenhome supaya anak menjadi individu yang kuat?
3) Berapa umur yang tepat agar anak bisa diajak berkomunikasi untuk masalah seperti yang saya tulis diatas? Terima kasih atas kesediaannya menjawab saya. (RTH – Bandung)