Browse By

Peran Orangtua Dalam Mengembangkan Kreativitas Anak-anak

Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan 1: Bagaimana kriteria anak yang cerdas dan kreatif? Apakah kemampuan kreativitas anak bisa diukur? Dan apakah tes IQ menjadi tanda anak tersebut kreatif?

Jawaban: Kreativitas anak tidak dapat diukur, tapi anak yang kreativ sudah pasti cerdas. Untuk dapat mengukur anak yang kreativ atau tidak dengan cara anak tersebut memecahkan masalah, baik itu dalam gerakan, gambar, bahasa, menjawab pertanyaan, dan menemukan sesuatu. Tes IQ untuk memberi gambaran, diperbolehkan. Tapi kreativitas tidak hanya bisa diukur dengan IQ. Belum tentu IQ yang tinggi, sudah pasti kreatif.

Pertanyaan 2: Untuk anak yang berkebutuhan khusus, bagaimana tekhnik atau tips agar mereka memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat rangsangan peningkatan kreativitas?

Jawaban: Untuk anak berkebutuhan khusus, perlu dilakukan pendekatan khusus. Di Indonesia, sudah ada sekolah inklusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Anak yang berkebutuhan khusus tersebut tidak lebih bodoh, tapi mereka dengan wilayahnya mengembangkan diri dan kreativitasnya yang berbeda dengan anak-anak yang biasa. Banyak hasil dari visual yang tidak ditemukan pada anak-anak biasa. Kuncinya adalah orang dewasa termasuk orang tua memiliki kesabaran dalam mengembangkan kreativitas anak berkebutuhan khusus melebihi anak-anak biasa.

Pertanyaan 3: Banyak yang mengatakan bahwa bakat anak-anak berasal dari orangtua, baik itu menyanyi, melukis, menulis dan sebagainya. Apakah ini benar? Jika tidak, bagaimana jika orangtua yang tidak memiliki bakat-bakat tersebut dapat memotivasi anaknya penuh kreativitas?

Jawaban: Penelitian menyatakan ada bakat-bakat yang diturunkan dari orang tua. Seperti yang sudah disampaikan, bahwa bakat pada anak harus terus dilatih, agar bakat yang ada tidak hilang. Jika orangtua merasa tidak memiliki bakat, dapat melihat potensi yang ada pada anak berupa kreativitasnya. Maka orangtua perlu memicu agar anak tersebut menjadi kreatif sehingga tidak dibiarkan tumbuh secara alami saja.

Pertanyaan 4: Apakah anak yang cerdas dan kreatif itu banyak bertanya? Tapi jika fenomena yang sering terjadi, bagaimana jika seorang anak bertanya sampai 3 kali?

Jawaban: Tergantung pada usia anak tersebut. Tapi biasanya anak akan terus bertanya, jika anak tersebut belum menemukan jawabannya. Ada beberapa alasan anak bertanya, karena memang tidak tau, pura-pura tidak tau, mengetest orangtuanya, atau memang perlu ditanyakan. Sehingga memerlukan kesabaran dalam menjawab pertanyaan.

Pertanyaan 5: Bagaimana membedakan anak yang kreativ, hiperaktiv, anak yang “nakal”. Terkadang sering kali lingkungan menganggap anak ini tidak bisa diatur, padahal itu bukti dari kreativitas anak. Bagaimana?

Jawaban: Ketika anak sedang tidak bisa diatur, maka diperlukan keikutsertaan orangtua. Sehingga peran orangtua sangat membantu dalam membentuk kreativitas anak. Anak akan memunculkan hal-hal yang negatif, karena hal-hal postif saja tidak pernah mendapatkan respon dari orangtuanya.

Pertanyaan 6: Bagaimana orang dewasa yang sudah terlanjur dewasa untuk menumbuhkan atau meningkatkan kreativitasnya?

Jawaban: Dengan cara mengingat hobi apa yang pernah dimiliki, sehingga hobi tersebut dapat menjadi peluang untuk memicu kesuburan kreativitas kita.

Pesannya: Kreativitas berkaitan dengan manfaat untuk orang lain. Jika ada yang menyatakan kreatif dalam bidang kriminal, itu bukan kreativitas. Jadi kreatif tidak ada dalam bidang negatif, itu vandalisme, yang merupakan hal-hal diluar kreatif. Dalam menumbuhkan dan meningkatkan kreativitas membutuhkan kesabaran dari keikutsertaan orangtua maupun orang terdekat dalam merespon dan memberikan pemicu serta membantu anak untuk kreatif dalam memecahkan suatu masalah.

Dituliskan kembali oleh: Asnani Komala Dewi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *