All Products >> Parenting >>Mengajarkan Kemandirian kepada Anak

Product Details

Betapa banyak orangtua yang, entah sengaja atau tidak, melakukan kesalahan terhadap anak dengan alasan rasa cinta dan sayang yang teramat besar kepada mereka. Contoh, banyak orangtua yang masih menyuapi anaknya meski sang buah hati telah berumur lebih dari lima tahun. Padahal, sejak usia satu tahun atau saat kemampuan motorik halusnya sudah terbentuk, seorang anak sudah bisa mulai belajar makan sendiri. Namun, atas nama cinta dan kasih sayang, orangtua lebih memilih menyuapi dengan alasan takut sebagian besar makanan tidak masuk ke mulut hingga akhirnya anak kekurangan nutrisi. Lagi pula, bukankah ritual menyuapi anak adalah kewajiban setiap orangtua yang perhatian dan peduli terhadap buah hatinya? Demikian kilah mereka.

 

KETIKA CINTA KITA “MERACUNI” MEREKA

Ada juga anak yang masih tidur satu ranjang dengan kedua orangtuanya meski sudah masuk usia sekolah dasar atau berumur tujuh tahun lebih. Padahal, anak usia dua hingga tiga tahun sudah bisa diajarkan untuk tidur sendiri. Tapi, ya, itu tadi, atas nama cinta dan kasih sayang, banyak orangtua yang enggan melepaskan anaknya untuk tidur sendiri. Takut si kecil mencari ayah-bundanya saat terbangun di malam hari, demikian alasannya. Lagi pula, senantiasa berdekatan dengan anak (termasuk saat tidur) akan meningkatkan kualitas hubungan batin antara anak dan orangtua, bukan? Demikian pembelaan mereka.

Begitulah cinta yang disalahaplikasikan oleh orangtua terhadap anaknya. Maksud hati ingin mencurahkan kasih sayang, apa daya anak dibuat manja karenanya. Pada kadar tertentu, kemanjaan anak terhadap orangtua itu wajar adanya. Meski demikian, kemandirian harus ditanamkan dalam diri anak sedini mungkin mengingat itu adalah bekal bagi mereka untuk mengarungi masa depan yang bukan tidak mungkin harus hidup terpisah dari kedua orangtuanya.

Ya, orangtua tidak akan selamanya ada untuk mendampingi buah hatinya. Kalau sebagai orangtua kita tidak bisa melimpahi anak dengan materi sebagai bekal hidup mereka, paling tidak kita dapat mengajarkan kemandirian kepada mereka. Bukankah kita akan lebih bangga ketika anak kita yang beranjak remaja dapat membiayai sendiri keperluan kuliahnya dari hasil berwirausaha misalnya, daripada anak yang setiap bulan merengek minta ini-itu di usianya yang sudah menginjak 20-an.

Dan, buku ini menjabarkan sejumlah tips praktis mengajarkan kemandirian kepada anak sejak kecil. Di sini, kita diajak menguasai sejumlah trik agar anak taat pada aturan, agar anak mau tidur sendiri, serta agar anak mau berbagi. Di buku ini juga kita akan diberi insight bagaimana mengatasi anak rewel saat diajak jalan-jalan, mengatasi anak yang suka memukul, mengatasi anak kerap mengancam, serta mengatasi anak terlalu dekat dengan neneknya. Yang terakhir ini memang bukan untuk menjauhkan anak kita dari neneknya, melainkan untuk meyakinkan bahwa interaksi atau kedekatan anak dan neneknya berdampak positif, bukan justru sebaliknya.

Akhirnya, tidak ada kata lain selain ucapan selamat telah menjadi orangtua. Ingat, tugas Anda sebagai orangtua masih jauh dari selesai meski anak sudah menginjak remaja atau dewasa. Kemandirian adalah poin penting yang harus Anda install dalam software karakter anak. Selamat meng-install!

Sumber resensi : www.khazanahintelektual.com

Judul : Mengajarkan Kemandirian kepada Anak

Penulis : Ihsan Baihaqi Ibnu Bukhari

No. ISBN : 978-979-3838-57-1

Ukuran : 13 x 20 cm

Halaman : xviii + 130

Terbit : Juni 2014

Penerbit : Khazanah Intelektual

Harga : EUR 6,99*

Pemesanan melalui : kharismabsi@gmail.com

*Harga tidak termasuk ongkos kirim dalam Jerman