Browse By

Kebutuhan Cairan pada Anak-Anak

3. Dehidrasi

Kehilangan cairan tubuh atau dehidrasi kadang tidak disadari. Kebanyakan orang hanya berpikir harus minum air ketika merasa haus. Padahal minum saat sudah kehausan adakalanya sudah dalam tahap dehidrasi ringan.

Ada 3 jenis dehidrasi

  1. Hypotonic, Tubuh kehilangan larutan elektrolit (garam, kalium, klor, kalsium, dan phospat).
  2. Hypertronic, Tubuh kehilangan cairan
  3. Isotonic, Tubuh kehilangan cairan dan larutan elektrolit. Kondisi ini paling sering terjadi.

Masyarakat masih menganggap enteng masalah hidrasi. Berdasarkan penelitian The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) tahun 2009, menunjukkan sebanyak 47,1% dari 1200 remaja dan dewasa mengalami dehidrasi ringan. Meski terkesan ringan, dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh dapat menurunkan produktivitas. Anggota tim meneliti 600 remaja dan 600 orang dewasa untuk mengetahui status hidrasi, pengetahuan tentang hidrasi dan kebiasaan minum dan jenis cairan yang diminum, serta aktivitas fisik. Hasil penelitian menyebutkan, dehidrasi lebih banyak terjadi pada remaja ( 49,5 persen ) dibandingkan dengan orang dewasa (2,5 persen ). Mereka yang mengalami dehidrasi bukan hanya penduduk yang tinggal di dataran rendah bersuhu panas, tetapi juga penduduk yang tinggal di dataran tinggi berhawa sejuk. Menurut Hardinsyah, hasil penelitian menunjukkan, masih banyak persepsi salah tentang kapan tubuh perlu banyak air. Para responden menjawab bahwa tubuh memerlukan air ketika sedang berolahraga, cuaca panas, demam dan menyusui. Namun, dalam kondisi dingin, mereka menganggap tubuh tidak memerlukan banyak. air. Anggapan itu sebenarnya keliru sebab dehidrasi tidak mengenal kondisi cuaca. Justru dalam kondisi apa pun tubuh tetap memerlukan cairan.

Bahaya dehidrasi

  1. Kemampuan kognitif menurun karena sulit berkonsentrasi.
  2. Resiko infeksi saluran kemih (lebih sering pada perempuan) dan terbentuknya batu ginjal. Minum yang cukup dan jangan menahan air kemih adalah cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi saluran kemih.
  3. Menurunkan stamina dan produktivitas kerja melalui gangguan sakit kepala, lesu, kejang hingga pingsan. Kehilangan cairan > 15% akan berakibat fatal.

Penanganan dehidrasi

Umumnya yang terjadi adalah dehidrasi ringan sampai menengah, sehingga dapat diatasi dengan minum untuk mengganti kehilangan cairan dan elektrolit.

4. TIPS-TIPS Menjaga Status Hidrasi Anak di cuaca yang relatif dingin

Anak-anak yang lebih banyak minum air  ternyata memiliki daya fokus visual dan kemampuan motorik lebih baik. Kandungan silika dalam air minum (kadarnya lebih tinggi di air bawah tanah) juga diketahui dapat mengurangi resiko demensia alzheimer (gampang lupa) pada wanita usia lanjut.

Studi yang dilakukan pada 2009, membandingkan performa anak-anak dengan status hidrasi baik dengan anak-anak yang mengalami dehi¬drasi. Hasilnya, menunjukkan anak-anak yang minum cukup air memiliki kemampuan lebih dibanding anak-anak yang kurang minum air. Dalam studi, disebutkan anak-anak yang meminum air lebih banyak dari biasanya, memiliki daya fokus visual lebih baik dibanding anak-anak yang kurang minum air. Bahkan, studi menyebutkan anak-anak yang kurang minum memiliki respon motorik (kecerdasan gerak) yang lebih lamban, serta kemampuan motorik halus dan kasar yang terganggu.

Dampak dari dehirasi terhadap gangguan motorik dan stamina, ditunjukkan dalam studi yang dilakukan oleh Kavouras (2009). Hasil studi menunjukkan anak dengan status hidrasi yang baik lebih cepat larinya dalam menempuh jarak 600 m dibanding temannya yang kurang minum air.

Cuaca dingin tidak menyebabkan pilek atau flu. Tapi virus yang menyebabkan pilek dan flu cenderung lebih banyak muncul di musim penghujan atau udara dingin. Ada beberapa tips untuk menjaga anak kita agar tetap sehat, aman dan hangat (terhidrasi dengan baik)

Apa yang harus dipakai oleh anak?

Pakaikan baju, topi, sarung tangan, kaos kaki dan sepatu hangat pada  bayi dan anak-anak ketika sedang melakukan kegiatan di luar rumah. Disarankan untuk memakaikan lapisan pakain yang lebih tebal pada bayi dan anak kecil  daripada orang dewasa dalam kondisi cuaca yang sama. Dianjurkan untuk memakaikan baju berbentuk piyama hangat untuk bayi

Mencegah Hipotermia terjadi ketika suhu anak di bawah normal (<36 derajat)

Jika anak Anda mengalami hipotermi, segera bawa ke RS terdekat dan dalam perjalanan atau sambil menunggu bantuan tiba, lakukan hal hal sebagai berikut : Buka semua pakaian yang basah, Keringkan badan anak, Bungkus anak dengan selimut atau Segera ganti baju yang hangat.

Kegiatan luar rumah

Tetapkan batas waktu yang wajar untuk bermain di luar rumah. Mintalah anak-anak untuk kembali secara periodik pada waktu tertentu untuk menghangatkan badan.

Seputar gizi dan higieni anak

  • Berikan makanan dan minuman bergizi terutama yang mengandung vitamin untuk daya tahan tubuh, perbanyak makan sayur dan buah serta hindari kebiasaan jajan sembarangan.
  • Anak – anak dibiasakan cuci tangan  dan kaki setiap pulang sekolah,  sebelum dan sesudah makan atau setelah bermain (ketika tangan kotor)
  • Memotong kuku secara rutin
  • Hindari berhujan-hujan
  • Mandi teratur, ganti pakaian bila basah dan kotor, sebaliknya kenakan pakaian hangat ketika cuaca dingin agar anak tidak mengalami penurunan suhu tubuh secara drastis.
  • Perhatikan lokasi anak bermain, lingkungan bersih, dan hindari tempat yang lembab dan berjamur .
  • Upayakan setiap bayi mendapat kekebalan alami dari ibu dengan ASI dan imunisasi yang diperlukan.
  • Minum yang cukup. Cuaca yang dingin sering membuat orang tidak haus dan mengurangi minum. Sebaiknya tetap pertahankan agar tetap kebutuhan cairan normal harian anak terpenuhi dengan baik.

Meski cuaca tak bersahabat, tapi rutinitas tetap menanti dan aktivitas anak-anak terus berjalan. Oleh karena itu, perhatikan dan pertahankan status hidrasi anak-anak kita dengan baik . (Dr. Fithri Indraswari, SpAnak dan dr Radiana Antarianto)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *