Resume SemOL : “Digital Era : Tantangan Mendidik Generasi Z”
Pendidikan anak harus dimulai dari semua orang dewasa yang ada di rumah, tidak hanya orang tua sang anak. Sebab anak-anak sangat mudah mencontoh perilaku orang tua di sekitarnya. Kadang tanpa sadar kita menjadi contoh yang kurang baik bagi anak-anak.
Banyak penyakit-penyakit baru yang menjangkiti orang-orang akibat kecanduan gadget, seperti:
- Narsisme
- Nomophobia (ketakutan jika terpisah dari gadget)
- Sulit berinteraksi dengan dunia nyata
- Tidak peduli dengan dunia sekitar
- Suka melihat kehidupan orang lain dan membandingkan dengan kehidupan sendiri
- Depresi
- Gangguan syaraf, otot, dan tulang
- Pembungkukan punggung
- Menghabiskan waktu produktif untuk hal sia-sia
- Sering lupa, tidak fokus
- Memalsukan kebahagiaan di media sosial
- Insomnia
Teknologi itu netral, positif atau negatif tergantung pemakainya. Oleh karena itu kita harus bijak dalam memakai gadget.
Beberapa nilai positif dari gadget:
- Mengasah kreativitas dan menambah pengetahuan
- Penyaluran emosi/stres Setiap orang perlu menyalurkan stres, salah satu cara yang baik adalah melalui gadget
- Mengasah interaksi dan kompetisi Fitrah manusia itu suka berlomba, yang paling baik tentu berlomba dalam kebaikan Media sosial bisa menjadi solusi yang sangat baik untuk melakukan amal shalih
- Mengasah skill motorik dan bahasa
Beberapa nilai negatif dari gadget:
- Mudah kehilangan fokus
Sejak kecil anak-anak terbiasa dengan media sehingga otaknya terbiasa dengan banyak stimulus (contoh stimulus: cahaya, gerakan, suara). Anak-anak sulit fokus pada kegiatan yang hanya memiliki satu stimulus (contoh: membaca, belajar)
- Penurunan fisik dan mental
- Cenderung curang, menipu, dan berbohong
- Membuang waktu
Kategori pemakai gadget:
- Normal (tidak apa-apa jika dalam 1x dalam 24 jam tidak memegang gadget secara aktif)
- Kecanduan (merasa resah jika dalam 1×24 jam tidak menggunakan gadget secara aktif)
- Maniak (bisa melakukan tindakan agresif jika dalam 1×24 jam tidak menggunakan gadget secara aktif)
Cara mencegah kecanduan gadget:
- Anak di bawah 2 tahun maksimal terpapar media sebanyak 2 jam seminggu (sehari maksimal 15-20 menit)
- Anak di atas 2 tahun maksimal terpapar media sebanyak 2 jam per hari
- Mengenalkan dunia nyata kepada anak sejak dini Di Indonesia anak-anak dianggap anak-anak jika usianya masih di bawah 17 tahun. Dalam islam, aqil baligh itu dewasa fisik dari usia 10 tahun dan dewasa psikis di usia 15 tahun Ajarkan anak mandiri, tunjukkan dunia nyata
- Penuhi imajinasi anak-anak di usia 0-10 tahun. Jika tidak terpenuhi, maka anak akan “meminta” imajinasinya ketika sudah dewasa (kecanduan game/drama korea/komik ketika sudah dewasa). Contoh mengacuhkan imajinasi anak: memutus khayalan ketika anak berimajinasi (contoh: anak berkata ingin seperti Naruto lompat-lompat di pohon, ayah menertawakan anak atau berkata “Mana ada orang lompat-lompat di pohon”. Orang tua perlu berusaha untuk memenuhi imajinasi anak (Dengarkan, beri respon positif, beri penjelasan). Jika orang tua tidak bisa memenuhi khayalan anak karena kesibukkannya, maka boleh menggunakan gadget asal tidak melebihi waktu maksimal.
Penanggulangan kecanduan gagdget:
- Pahami kondisi anak Usahakan untuk memahami alasan anak kecanduan pada gadget. Jangan langsung memarahi atau menghukum anak
- Jadilah role model (untuk anak balita)
- Anak 6 tahun ke atas butuh role model orang tua plus data serta fakta. Amanah bagi orang tua berupa anak adalah untuk menjaga keimanan dan menjadikan anak sebagai khalifah di Bumi (mengasah akal).
Bahaya lain dari penyalahgunaan gadget adalah pornografi Internet sangat mempermudah akses anak-anak kepada pornografi. Banyak iklan-iklan yang isinya gambar atau video tidak senonoh yang pada situs atau aplikasi untuk anak-anak. Lama-lama anak-anak terbiasa melihat konten-konten pornografi. Anak akan mengalami kerusakan otak parah pada bagian Prefrontal Cortex (PFC), pusat pertimbangan dan pengambilan keputusan Jika PFC rusak, maka anak akan sulit berkonsentrasi; sulit membedakan benar dan salah; serta sulit mengambil keputusan Hasil MRI otak yang rusak akibat pornografi menunjukkan bahwa kerusakannya melebihi kerusakan otak akibat penggunaan narkoba
Lalu, bagaimana cara menumbuhkan imunitas anak dari kecanduan gadget dan pornografi? Jika hanya lewat pembatasan/sterilisasi (melarang anak menggunakan gadget), maka mau sampai kapan kita “mengontrol” anak kita? Jika kita mau menanamkan apapun kepada anak kita, maka kita harus menjadi sahabat terbaik bagi anak-anak di rumah. Coba ingat orang-orang yang melanggar norma-norma, kebanyakan tidak memiliki hubungan baik dengan anak-anaknya.
Cara menumbuhkan imunitas anak dari kecanduan gadget:
- Komunikasi yang sehat, Jujur/terbuka, tetapi tidak vulgar Jika kita berbohong, maka anak tidak akan lagi percaya dengan kita. Orang-orang Indonesia banyak yang mendidik anaknya dengan kebohongan, misal: kalau tidak sikat gigi, akan keluar ular-ular dari giginya. Jangan memutus komunikasi = pandangan mata. Anggap anak kita manusia dewasa, berikan perhatian jika berkomunikasi, tatap matanya Jika anak selalu tidak dihargai, maka ia akan menjauh dari orang tuanya, merasa tidak ada gunanya berbicara dengan orang tuanya
- Membangun hubungan yang erat di keluarga. Anak perlu dilibatkan dengan kehidupan orang tua supaya paham dan merasakan langsung kenyataan itu seperti apa. Orang tua sering sudah marah duluan ketika anak menanyakan sesuatu. Kita juga kan pernah jadi anak-anak, kita juga pernah menanyakan segala sesuatu. Bukan karena nakal tapi karena memang tidak tahu Jika orang tua ngomel, yang anak tangkap adalah marahnya, bukan pesan yang ingin disampaikan. Ajak anak bekerja sambil diajarkan (cuci piring, memasak, mengurus uang).
Disampaikan oleh kak Sinyo Egie pada Seminar Online Kharisma Woman & Education pada 22.3.2020.
Agung Sugiarto atau yang biasa dikenal dengan panggilan kak Sinyo Egie ini adalah seorang Trainer & Konsultan Parenting untuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Islami, Kecanduan Gadget & Pornografi dan juga seorang konsutan menulis dengan karya tulisnya yang banyak, seperti diantaranya Buku "Adab Muslim dalam Belajar", Buku "Anakku Bertanya tentang LGBT" dan masih banyak lagi. Laki-laki yang lahir di kota Magelang ini juga merupakan ketua dan pendiri yayasan Peduli Sahabat yang membantu saudara semuslim agar tidak terjerat di dunia LGBT sert kecanduan game dan porgnografi.
Sesi tanya jawab beserta rekaman video seminar online akan kami sampaikan di artikel selanjutnya. Stay tuned! 😉