Browse By

Serba-serbi Beasiswa Debt Swap

Seminar online Kharisma kembali menyapa sahabat dan pendengar pada Sabtu, 30 Juni 2012 lalu. Dengan kembali bekerjasama dengan Radio Pengajian, Seminar online kali ini mengambil tema yang sangat strategis, yaitu “Serba-serbi Beasiswa Debtswap“. Karena mengangkat tema yang bukan hanya teknis tapi juga praktis, Seminar online kali ini menghadirkan dua pembicara. Pembicara pertama yaitu Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto selaku Koordinator Indonesian German Scholarship Program (IGSP) yang menaungi Beasiswa Debtswap. Beliau menjelaskan tentang aspek-aspek teknis dalam beasiswa ini.

Dr. Gatot memiliki sejarah panjang dalam hubungan dengan Jerman. Setelah menyelesaikan studinya di Jurusan Teknik Pertambangan Institut Technologi Bandung di Tahun 1976, beliau melanjutkan studinya untuk jenjang Master dan Doktor di RWTH Aachen, Jerman. Segudang pengalaman telah beliau jalani, diantaranya beliau menjabat sebagai Direktur Utama SEAMOLEC dari 2008 hingga sekarang, Direktur Sekolah Vokasi Kementerian Pendidikan Nasional, beliau juga pernah menjabat sebagai  Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Indonesia di Bonn, Jerman.

Sedangkan pembicara kedua, Anisa Dwi Utami, SE., penerima Beasiswa Debtswap yang kini sedang menimba ilmu di Georg-August Universität Göttingen, Jerman berbagi pengalamannya sebagai pendaftar Beasiswa Debtswap. Lahir pada tahun 1987, Anisa lulus jenjang sarjana dari Institut Pertanian Bogor Fakultas Ekonomi dan Manajemen Jurusan Agrobisnis. Sejak 2010 Anisa mendapat kesempatan untuk melanjutkan paruh kedua studi Masternya di Georg-August Universität Göttingen, Jerman melalui skema Beasiswa Unggulan DIKTI.

Apakah Beasiswa Debtswap?

Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) merupakan salah satu institusi penyedia beasiswa di antara banyak sekali institusi lainnya. Dalam periode tahun 2008 – 2010, Ditjen Dikti telah mengirim ribuan mahasiswa baik di jenjang S2 maupun S3 ke berbagai Universitas terkemuka di berbagai belahan dunia. Semenjak tahun 2011, Ditjen Dikti melakukan terobosan yang luar biasa dalam menyediakan beasiswa bagi anak-anak terbaik bangsa, yaitu dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah Jerman dalam program beasiswa Indonesian-German Scholarship Program (IGSP) atau lebih dikenal dengan Beasiswa Debt Swap.

Lebih jauh Dr. Gatot menjelaskan tentang seluk beluk Beasiswa Debtswap. Beasiswa Debtswap ini merupakan program pengiriman 230 dosen-dosen perguruan tinggi di Indonesia baik Universitas Negeri maupun Swasta untuk melanjutkan studi di jenjang S3 di Jerman yang dimulai pada tahun ini (2012). Melalui pengiriman dosen-dosen ini, hutang Pemerintah RI dikurangi dua kali. Karena itulah Beasiswa ini dinamakan Beasiswa Debtswap atau penghapusan hutang. Nilai keseluruhan dari program ini adalah € 9.3 Juta, namun dengan adanya perjanjian dengan Pemerintah Jerman, hutan Pemerintah RI dikurangi senilai dua kali nilai dari program yaitu sebesar € 18,6 Juta. Nota kesepahaman antara Direktur Jenderal DAAD Jerman dan Direktur Jenderal DIKTI ditandatangani pada tanggal 9 Desember 2011, sehingga program ini resmi berjalan sejak tahun 2012.

Sasaran dari program ini adalah dosen maupun calon dosen yang berkomitmen untuk mengembangkan institusi tempat ia bekerja agar menghasilkan SDM yang lebih baik. Program ini diharapkan dapat mencapai target seleksi dalam 3 tahun, dalam arti, proses seleksi akan diadakan sampai tahun 2014. Proses seleksi dilakukan secara bersama antara DIKTI dan DAAD.

Siapa saja yang bisa mendaftar?

Pendaftar yang ingin mengikuti program ini disyaratkan memiliki minimal gelar Magister dengan minimal IPK 3,2, sudah memiliki Doktorvater atau calon pembimbing Disertasi salah seorang Professor di Universitas di Jerman ataupun juga sudah memiliki Letter of Acceptance dari Universitas di Jerman, memiliki nilai TOEFL minimal 550 atau IELTS minimal 6.0. selain itu pendaftar juga harus mendapatkan rekomendasi dari Universitas yang mengirim dari Indonesia. Jika memenuhi semua persyaratan, pendaftar dapat mendaftarkan dirinya secara  online ke www.beasiswa.dikti.go.id.

Kapankah proses seleksi dilaksanakan?

Seleksi tahap pertama telah dilaksanakan. Seleksi tahap 2 akan dilaksanakan pertengahan Oktober 2012 dengan pendaftaran sampai akhir September 2012. Seleksi tahap 3 akan dilaksanakan pertengahan April 2013 dengan pendaftaran sampai akhir Februari 2013. Seleksi tahap 4 akan dilaksanakan pertengahan Oktober 2013 dengan pendaftaran sampai akhir September 2013. Menariknya, program ini tidak dikhususkan bagi pendaftar yang berada di Indonesia saja. Mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang berada di Jerman atau di negara eropa lainnya dan sudah dalam tahap akhir studi master dapat juga mendaftar. Dengan memenuhi persyaratan yang sudah disebutkan di atas. Proses seleksi untuk pendaftar-pendaftar ini akan dilaksanakan di Bonn, Jerman.

Bagaimana pengalaman praktis dari pendaftar Beasiswa Debtswap?

Anisa saat ini sedang menjalani Program Master double degree di Institut Pertanian Bogor dan Georg-August-Universität Göttingen. Lulusan Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB ini mendapatkan kesempatan yang sangat baik dari Beasiswa Debtswap untuk dapat mendaftar dan melaksanakan seleksi di Jerman. Sehingga jika Anisa berhasil lolos seleksi, ia bisa langsung melanjutkan ke jenjang Doktoral tanpa harus kembali ke Indonesia lagi.

Anisa sudah lolos persyaratan administrasi dan akan menjalani seleksi wawancara dalam waktu dekat. Berkas-berkas yang Anisa siapkan adalah Letter of Acceptance (LoA) dari Professor calon pembimbing disertasi yang Anisa dapatkan dari pembimbing tesisnya saat ini, dan juga proposal penelitian. Menurut Anisa, proposal penelitian disertasi ini cukup penting untuk mendapatkan (LoA) dari Professor. Biasanya Professor akan memberikan LoA bagi mereka yang memiliki ide-ide inovatif dan sejalan dengan minat Professor tersebut. Berkas lain yang Anisa persiapkan adalah 2 rekomendasi dari Professor di Universitas awal atau yang lainnya. Kemuadian Anisa juga diminta untuk menyiapkan surat kontrak kerja untuk calon dosen karena ia termasuk yang belum memiliki ikatan dengan institusi manapun. Keseluruhan berkas itu kemudian dikirim ke DAAD di Jerman dan ke DIKTI di Jakarta.

Bagaimana pengalaman ketika wawancara?

Meskipun Anisa baru akan menjalani proses seleksi wawancara Debtswap, namun untuk proses seleksi pemberangkatan ke Jerman melalui program double degree juga melalui proses wawancara. Wawancara dilaksanakan di Jakarta. Pada wawancara itu, sangat ditekankan pemahaman tentang rencana penelitian yang telah dibuat. Pemahaman materi tentang rencana penelitian sangat perlu untuk dipersiapkan. Juga ditelusuri bagaimana kesiapan mental untuk sekolah di luar negeri, selain kesiapan dari segi bahasa.

Apa kendala yang dihadapi pada saat proses mendaftar?

Kendala utama yang Anisa hadapi adalah keterbatasan waktu dalam menyelesaikan proposal tepat waktu. Anisa cukup beruntung tidak menghadapi kendala yang berarti dalam mencari Professor calon pembimbing disertasi. Namun banyak kolega Anisa yang mengalami kesulitan dalam hal ini. Maka Anisa merekomendasikan untuk sesegera mungkin mencari Professor. Sedangkan persyaratan administrasi yang cukup menjadi kendala adalah surat kontrak kerja dengan Universitas. Hal ini cukup menjadi perhatian Anisa karena merupakan kendala birokrasi yang cukup sulit ditembus. Namun Pak Gatot menjelaskan bahwa IGSP akan berusaha membantu calon-calon potensial dalam mengatasi kendala birokrasi tersebut.

Pertanyaan dan Jawaban

Pertanyaan 1: (Rizky, Hannover) Apakah memungkinkan bagi mahasiswa program Master di Jerman untuk mendaftar program ini?

Jawaban: Yang bersangkutan harus menyelesaikan dulu program masternya. Kemudian dapat mengikuti seleksi yang diadakan di Bonn, Jerman.

Pertanyaan 2: Apakah program ini dikhususkan untuk bidang-bidang tertentu?

Jawaban: program ini terbuka untuk semua bidang, namun disarankan untuk lebih mengarah kepada 14 bidang yang disarankan DIKTI.

Pertanyaan 3: (Vidya, Cirebon) Apakah dosen PTS dapat mendaftar?

Jawaban: Bisa, Debtswap terbuka bagi semua dosen baik PTN maupun PTS. Perlu ditekankan bahwa LoA merupakan salah satu persyaratan yang multak. Ada beberapa aplikasi yang masuk belum menyertakan LoA dari Professor di Jerman. IGSP sudah memfasilitasi dengan menyajikan daftar professor – professor yang bersedia menerima calon mahasiswa dari Indonesia beserta bidang yang ditekuninya. Daftar ini dapat di akses di http://igsp.wordpress.com

Pertanyaan 4: (Irika, Bandung) Apakah ada kesempatan beasiswa IGSP untuk program Master?

Jawaban: Sementara IGSP masih memprioritaskan untuk jenjang S3 (Doktoral/PhD). Untuk 2014/2015 akan dibuka kesempatan untuk program Master. Skemanya adalah dengan program double degree, setahun menjalani program master di Indonesia, setahun di Jerman, kemudian langsung melanjutkan ke program doctoral tanpa kembali lagi ke Indonesia.  Untuk program full master di Jerman sedang dirancang untuk calon dosen Politeknik. Ada rencana untuk mengkolaborasikan 10 Politeknik Indonesia dengan Fachhochschule di Jerman. Untuk program ini, dananya akan dialokasikan dari DIKTI, bukan dari IGSP.

Pertanyaan 5: (Munadiyan, Jepang) Apakah penerima Beasiswa Unggulan DIKTI program Master bisa mendaftar Beasiswa Debstswap untuk program Doktoralnya?

Jawaban: Jika tujuan negaranya adalah Jerman, maka bisa.

Pertanyaan 6: (Radiana, Hannover) Apakah undangan untuk wawancara sudah disampaikan ke pelamar?

Jawaban: IGSP sudah menyampaikan ke DAAD, DAAD yg menyampaikan undangan ke alamat email masing – masing pelamar.

Pertanyaan 7: (Hafiz) Apakah Beasiswa Debtswap ini Full Scholarship?

Jawaban: Ya.

Pertanyaan 8: (Safir) Kapankah deadline perdaftaran Beasiswa Debtswap selanjutnya?

Jawaban: 30 September 2012 berkas sudah harus sampai ke DIKTI. Informasi lebih lanjut dapat di akses di http://studi.dikti.go.id ;  http://igsp1.wordpress.com ; http://ds5k.kemdikbud.go.id

Pertanyaan 9: (Wiwin, Giessen) Saya merupakan penerima Beasiswa Debtswap yang berangkat Desember 2011 lalu. Sejak Januari 2012 saya mengalami keterlambatan pencairan dana beasiswa. Dana akhirnya cair Juni 2012 lalu. Mohon Pak Gatot bisa meneruskan ke pihak-pihak terkait agar persoalan seperti ini tidak terulang kembali.

Jawaban: Sayangnya memang biasanya Beasiswa DIKTI selalu mengalami hal itu. Namun dengan kerjasama dengan DAAD ini, IGSP akan menyerahkan dana penerima beasiswa kepada DAAD. DAADlah yang kemudian akan meneruskan dana penerima beasiswa secara bulanan. Sehingga diharapkan tidak akan terjadi keterlambatan penyerahan dana beasiswa.

Pertanyaan 10: (Wiwin, Giessen) Apakah kewajiban 2N+1 itu berlaku juga untuk pelamar yang sudah berada di Jerman?

Jawaban: Ya, skema 2N+1 itu berlaku bagi semua penerima beasiswa.

Dituliskan kembali oleh: Nina Novira

<p>Seminar online Kharisma kembali menyapa sahabat dan pendengar pada Sabtu, 30 Juni 2012 lalu. Dengan kembali bekerjasama dengan Radio Pengajian, Seminar online kali ini mengambil tema yang sangat strategis, yaitu “<em>Serba-serbi Beasiswa Debtswap</em>”. Karena mengangkat tema yang bukan hanya teknis tapi juga praktis, Seminar online kali ini menghadirkan dua pembicara. Pembicara pertama yaitu <strong>Dr. Ir. Gatot Hari Priowirjanto</strong> selaku Koordinator Indonesian German Scholarship Program (IGSP) yang menaungi Beasiswa Debtswap. Beliau menjelaskan tentang aspek-aspek teknis dalam beasiswa ini.</p>

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *