Keliling Kota Tua Zuerich
oleh: Irawati Prillia
Sepintas, Zurich mirip kota-kota lain di Swiss. Berada di pinggir danau dengan pengunungan di sekelilingnya. Sebagai kota terbesar di negeri ini, Zurich menawarkan banyak atraksi wisata. Kota tuanya memiliki gedung-gedung yang selain indah, megah, juga bersejarah.
Suasananya mirip Jerman. Bahasanya pun sama. Sebab kota ini berada di kanton yang menggunakan bahasa Jerman. Ia mudah dicapai dari kota-kota Jerman dengan moda bus, kereta api, maupun pesawat terbang.
Zurich adalah salah satu kota termahal dunia. Tapi juga dengan kualitas hidup terbaik. Di segala musim, kota ini ramai dikunjungi orang. Terutama kota tuanya (altstadt) yang menjadi highlight Zurich.
Kedua bagian kota tua Zurich dibelah oleh Sungai Limmat, mengalir hingga Danau Zurich. Penduduk lokal menyebutnya kota tua kanan dan kiri Limmat. Tak terlalu luas dan letak atraksi wisatanya relatif berdekatan, orang bisa leluasa berjalan kaki ketika keliling kota tua ini. Jika tidak, beli saja tiket harian transportasi dalam kota sehingga leluasa naik turun bus kota atau tram.
Kiri Sungai Limmat
Jika naik kereta api ke Zurich, penjelajahan kaki bisa langsung dilakukan. Bahnhofstrasse, jalan protokol tepat di depan stasiun kereta api, hampir selalu ramai oleh pejalan kaki. Di sini berdiri butik-butik, bank-bank, dan toko barang-barang mewah. Tak heran jika Zurich menjadi surga bagi dunia shopping. Rumah mode terkenal membuka gerai di sini. Sepatu, tas, baju, jam tangan, perhiasan, harganya memang seringkali lebih miring dibanding di tanah air.
Ketika Bahnhostrasse mulai menyempit, carilah gang ke arah kiri menuju Lindenhof. Dulunya tempat ini adalah bekas kastil bangsa Romawi kuno. Satu kompleks tinggi dengan banyak pepohonan. Cocok untuk refreshing di tengah kota. Dari tempat romantis ini terlihat kota tua, balai kota, gedung universitas dan danau.
Berjalan terus hingga Paradeplatz, akan kita temui kafe terkenal Sprüngli. Ia terkenal akan macaron mini, dijuluki Luxemburgerli. Aneka coklat dan kue-kue manisnya tak kalah menggoda selera. Belok kiri ke arah Sungai Limmat, gedung-gedung tua dari abad pertengahan cantik akan memanjakan pandangan. Terlihat menonjol adalah Gereja Fraumuenster dengan jendela-jendela menawan mirip lukisan karya besar Marc Chagall. Gereja Peter tak kalah menarik. Punya jam raksasa berdiameter lebih dari 8 meter.
Sebelum berjalan menuju kanan Sungai Limmat, sebaiknya mampir dulu di pinggir Danau Zurich. Di sudut antara Quiabruecke dan Talstrasse terdapat satu dermaga feri. Lengkap dengan bangku-bangku dan banyak macam burung. Terutama merpati, angsa dan bebek. Orang bisa duduk-duduk sembari menikmati segala aktivitas di atas danau.
Kanan Sungai Limmat
Di sini terdapat banyak atraksi wisata. Bangunan indah tepat di tepi Sungai Limmat adalah gedung Balai Kota tua bergaya baroque dan Gereja Air. Masuklah ke gang-gang sempit di Doerfli. Sebutan warga Zurich untuk Ober- dan Niederdorf. Tapi mesti siap-siap naik turun dalam gang.
Wilayah ini letaknya lebih tingi dibanding altstadt di sebelah kanan Limmat. Terdiri dari gang-gang sempit, toko dan kafe kecil tersembunyi menyajikan pemandangan dan pengalaman yang unik saat menjelajahinya. Di sini, orang bisa berbelanja dengan harga lebih miring dibanding kawasan kota tua lainnya. Mirip gang senggol, komentar seorang teman yang pernah juga ke Doerfli. Tempat ini mengingatkan akan kawasan St. Michel di Paris. Sama-sama merupakan pusat makanan, namun gang-gang di Doerfli lebih sempit. Rumah makan berbagai bangsa bertebaran. Kami mendengar orang-orang berbicara dalam banyak bahasa, menandakan bahwa doerfli adalah salah satu tempat favorit para turis.
Penulis:
Irawati Prillia
Ibu rumah tangga. Hobi melihat peta dan menulis kisah perjalanan. Tinggal di Jerman.