Browse By

Yuk Buat Anak Patuh Tanpa Kekerasan!

Seperti yang telah diketahui banyak orang bahwa setiap anak yang diturunkan ke dunia dalam keadaan fitrah, selanjutnya orangtuanyalah yang bertanggung jawab ke arah manakah akan membawanya. Karena tidak ada seorang pun anak memiliki niat buruk pada awalnya, niat mencuri atau berniat menghancurkan masa depannya sendiri. Maka orangtuanyalah yang membimbingnya untuk menemukan jalan yang terbaik untuk dirinya.

Banyak anak yang merasa tidak dihargai oleh orangtuanya sendiri sehingga ia mencari pengakuan harga dirinya dari oarng lain semisal teman-temannya. Sehingga ia mulai mencoba untuk menggunakan obat-obatan terlarang, merokok dan lain-lain untuk dapat pengakuan akan eksistensi keberadaan dirinya. Maka jangan biarkan hal itu terjadi. Jagalah harga diri seorang anak terutama di dalam lingkungan keluarga sendiri. Serta hormatilah anak anda, karena anak pun akan menghormati orangtuanya. Karena anak lahir dengan modal kebaikan dan memiliki potensi untuk patuh kepada orangtuanya.

Empat pilar yang harus dipatuhi agar anak-anak dapat patuh pada orangtuanya, yaitu:

  1. keakraban
  2. konsistensi
  3. kepahaman
  4. keterlibatan

Keakraban

Seorang anak akan lebih mendengar perkataan orangtuanya jika seorang anak memiliki kedekatan emosional dengan orangtuanya. Karena seorang anak akan lebih memilih berkomunikasi dengan orang yang dekat dan memahami dirinya. Bagaimanakah menjalin keakrababan degan anak. Yang pertama adalah menyediakan waktu, bersama anak bukan hanya ada di tempat saja tetapi kehadiran diri orangtua secara total. Maksudnya menghadirkan diri orang tuanya secara total di sini adalah tidak dibarengi dengan kegiatan-kegiatan yang lain semisal aktivitas yang lain, membaca koran, bekerja dll.

Sebaiknya orangtua juga dapat mengatur waktunya agar dapat memiliki waktu bersama anak, dan jangan sampai seperti seorang anak yang memiliki oramgtua tapi seperti yatim piatu karena orangtuanya memiliki kesibukan yang sangat padat sehingga tidak ada waktu untuk anak. Yang kedua yang harus dilakukan oarng tua agar akrab dengan anak adalah sering-sering mengajak anak bicara, menjadi tempat curhat terbaik untuk anak. Jangan sampai anak mencari tempat curhat yang lainnya karena merasa tidak dekat dengan orangtuanya dan merasa tidak nyaman untuk berbicara dan berbagi dengan orangtuanya.

Konsistensi

Konsistensi disini adalah membangun kredibilitas orangtua. Caranya dengan memberikan ketegasan. Karena sering dengan alasan kreatifitas orangtua memberikan kebebasan dan memberikan semua yang diinginkan anak. Hal tersebut sangat berbahaya, contohnya memberikan ketegasan adalah anak boleh mengacak-acak rumah dan naik meja di rumah tapi tidak boleh membuat berantakan rumah orang lain atau di tempat lain. Hal ini merupakan ketegasan karena sangat berbahya membiarkan anak berbuat semaunya tanpa adanya ketegasan dan batasan yang jelas. Yang kedua yang harus dilakukan orangtua untuk dapat konsisten adalah adanya kejelasan aturan atau SOP yang jelas.

Adanya aturan berarti adanya konsekuensi jika terjadi pelanggaran. Aturan tanpa konsekuensi bagi macan tanpa gigi. Di sini perlu ditekankan bahwa konsekuensi berbeda dengan ancaman. Ancaman bersifat spontan, reaktif , emosional. Sedangkan konsekuensi, adalah sesuatu yang sudah direncanakan dan dalam sebuah konsekuensi kedua belah pihak harus dilibatkan dalam pembuatnnya. Karena aturan dibuat bukan untuk kepentingan orangtua saja tetapi juga kepentingan sang anak. Anak diberikan kebebasan tetapi juga batasan-batasan yang jelas agar anak tetap di dalam koridor yang benar. Bukan dengan banyak aturan dan banyak hukuman.

Kosistensi berarti juga sekali tidak tetap tidak. Di sini berarti tidak tepengaruh degan tangisan anak. Anak nangis boleh, marah boleh. Tapi jika anak mengamuk maka ada yang harus lebih diperhatikan oleh orangtua. Karena jika kita tidak konsisten maka akan lebih memperburuk sifat anak. Anak bisa tidak mempercayai orangtuanya lagi. Diingatkan kembali disini juga bahwa negosiasi dilakukan ketika membuat aturan bukan ketika anak sedang merenggek dan meminta yang dia inginkan. Jadi orangtua harus tegas dan konsisten dalam menerapkan aturan dan konsekuensi yang telah ditetapkan serta disetujui bersama.

Kepahaman

Jika orangtua memahami anak maka banyak perbuatan anak yang seharusnya kita biarkan bukan kita larang. Semisal orangtua sering melarang anaknya untuk memanjat pohon atau pagar dan lain-lain karena ditakutkan akan jatuh dan terluka. Seharusnya yang dilakukan orangtua bukan melarang anak untuk memanjat tetapi menjaganya agar tidak jatuh. Karena banyak hal yang dapat dipel ajari anak pada hal-hal yang sering dilarang orang tuanya.

Keterlibatan

Seorang anak akan antusias melakukan apa yang telah diputuskan sendiri. Karena anak merasa dilibatkan dalam hal tersebut. Ia akan merasa dipercayai oleh orang lain. Mari kita bekerja sama dengan anak bukan orangtua yang menguasai anak. Maka InsyaAllah anak akan patuh tanpa ada paksaan, dan ancaman.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *