Browse By

Positive Parenting

Pertanyaan Seminar Online:

Pertanyaan 1: Hargai setiap hal positif pada anak. Bagaimana implementasinya?

Jawaban:
Salah satu contoh menghargai hal positif adalah dengan memuji hal-hal baik yang dilakukan anak. Memuji tidak harus untuk hal-hal yang luar biasa, tapi kita bisa dimulai dengan hal-hal kecil yang seharusnya sudah menjadi kebiasaan anak. Misalnya, bangun pagi atau mengerjakan PR. Kecenderungan kita sebagai orang tua adalah tidak biasa memuji untuk hal-hal yang dianggap biasa, namun untuk hal-hal yang negatif kita langsung marah. Namun orang tua juga perlu berhati-hati dalam memuji. Terlalu banyak memuji akan menyebabkan anak obsesif, haus akan pujian dan ingin selalu dipuji. Memuji cukup sewajarnya, tidak perlu berlebihan dan tidak pula kurang. Orang tua lah yang paling mengerti karakter anak, maka bisa mengukur sendiri kadar yang tepat dalam memuji anak.

Pertanyaan 2: Apakah benar2 kita tidak boleh melarang anak? Saya tidak setuju, karena yang penting bagi saya adalah cara penyampaiannya. Kita kemukakan alasan mengapa kita melarang dan terbuka ruang untuk bertanya. Karena bila kita tidak menegaskan bahwa hal ini dilarang maka ditakutkan anak akan merasa bahwa hal ini sebenarnya boleh untuk dilakukan. Hal seperti ini menurut saya tidak cocok untuk remaja, yang cenderung ingin mencoba hal-hal yang buruk. Mereka perlu tahu ada hal yang mutlak dilarang dan ada hal yang mungkin bisa dilakukan dengan cara lain. Bagaimana menurut Ibu?

Jawaban:
Dalam masa kanak-kanak, anak masih dalam masa pencarian diri, ingin mencoba segala sesuatu dan seperti tidak mengenal bahaya. Bila anak serba dilarang, misalnya dengan mengatakan “awas hati-hati jatuh”, “awas jangan main-main disitu”, ditakutkan anak akan menjadi kurang percaya diri, takut melakukan apa-apa, pencemas dan cenderung menarik diri. Ketika masa pencarian diri atau identitas ini dapat dilalui dengan sempurna maka diharapkan pada masa remaja ia menjadi remaja yang berkepribadian kokoh. Ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Tidak gampang goyang dan terpengaruh dengan orang lain.

Bila dalam masa identitas orang tua sering melarang, ditakutkan pada masa remaja anak cenderung berbuat semaunya, melakukan hal-hal yang justru dilarang. Orang tua justru perlu mengarahkan anak-anak pada masa-masa pencarian identitas ini. Ajarkan pada anak untuk menentukan pilihan dan bertanggung jawab dengan pilihannya. Jangan orang tua yang menentukan pilihan. Beritahukan bahwa untuk setiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing dan pastikan anak menerima konsekuensi dari pilihan-pilihan yang mereka buat. Jangan hanya melarang, misalnya “Jangan merokok, merokok itu haram”. Tapi kita coba jelaskan dampak buruk dari merokok, dari segi kesehatan dan sebagainya. Arahkan supaya anak dengan sadar memilih untuk tidak merokok.

Sebagai orang tua, kita pun harus bisa harus memposisikan diri sebagai teman, sejajar dan bukan salah satu pihak lebih tinggi kedudukannya. Ajak anak bicara layaknya seorang teman, gali mengapa anak melakukan hal yang tidak disukai tersebut, jangan hanya melarang.

Pertanyaan 3: Dalam pengasuhan anak, tidak dapat kita hindari ada pihak lain selain orang tua yang juga berpengaruh, contohnya Nenek. Dan kadang-kadang pola pengasuhan orang tua berbeda dengan pola pengasuhan nenek. Contohnya, orang tua sudah menetapkan batasan-batasan yang tidak boleh dilakukan anak, namun kemudian oleh nenek dikaburkan atau diperbolehkan. Bagaimana menyikapi hal seperti ini? karena mungkin orang tua sungkan atau tidak enak untuk mengingatkan nenek.

Jawaban:
Model pengasuhan dalam rumah tangga haruslah seragam. Antara ibu dan ayah harus sama. Karena bila berbeda, maka anak akan merasa bingung, yang mana yang harus diikuti. Dan anak cenderung memilih yang paling enak untuk dia.

Untuk masalah peran nenek, salah satu yang bisa dilakukan adalah jangan tinggal bersama dengan nenek kecuali nenek bisa diajak bekerja sama. Karena bila orang tua dan nenek berbeda pola pengasuhan, anak akan bingung siapa yang harus diikuti, ibunya atau neneknya.

Dituliskan kembali oleh: Anggraeni

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *